#8: Perjalanan Membangun Startup Di Eropa

Dirilis pada Monday, Dec 7, 2020
Di episode kedelapan, Asep bercerita soal pengalamannya ber-startup ria dan membangun produk. Serta tips untuk teman-teman yang mau membangun usaha sendiri dibanding bekerja di perusahaan orang lain. Selamat mendengarkan!

Catatan pertunjukan dan Transkrip

musik pembuka

Radita

  • [00:00:16] Halo semuanya.
  • [00:00:18] Jumpa lagi sama kita-kita ini.
  • [00:00:19] Asep dan Radita.
  • [00:00:22] Di episode kedelapan podcast Ujung ke Ujung,
  • [00:00:25] Sekarang giliranku nih mau interview Asep soal keputusannya membuka usaha sendiri.
  • [00:00:34] Padahal kayaknya pertama kali kenal Asep lewat twitter ini femes jadi freelancer lima puluh juta.
  • [00:00:43] Gimana nih, Sep? Kenapa Alasannya memilih untuk buka usaha sendiri.

Asep

  • [00:00:55] Jadi aku tu buka usaha sendiri. Setelah berapa tahun kerja ikut orang ya? Tar aku lupa.
  • [00:01:01] Aku tuh lulus 2009 akhir.
  • [00:01:04] Oh iya 2010 2011 itu aku kerja ikut orang.
  • [00:01:10] Lalu habis itu sempat freelance-freelance sampai akhirnya buka usaha sendiri tahun 2012 oke,
  • [00:01:18] jadi cuma sekitar satu tahun setengah lah.
  • [00:01:23] Aku kerja ikut orang dan terus jadi freelancer.
  • [00:01:26] Yang mana tadi Dita bilang katanya dulu sempat terkenal sebagai freelancer lima puluh juta,
  • [00:01:31] yang mana itu sebetulnya akal-akalan.
  • [00:01:34] Beberapa teman aja sih yang bikin ini bikin kehebohan di media sosial.

Radita

  • [00:01:40] Tapi nggak sayang tuh, Sep? Apa sih yang mendorong bikin usaha sendiri?
  • [00:01:45] Kan?
  • [00:01:45] Kayaknya hari gini pada berlomba-lomba tanya mana sih kerjaan yang tiga puluh juta?
  • [00:01:51] Biar jadi nih most eligible bachelor.

Asep

  • [00:01:57] Nah itu dia itu yang aku pikirin dari jaman sebetulnya.
  • [00:02:00] Aku tuh dari jaman SMP kan sempat baca,
  • [00:02:03] baca buku soal keuangan. Dulu itu yang aku baca Rich Dad Poor Dad buku wajibnya para MLM.
  • [00:02:13] Sebetulnya. Aku kenal-kenal soal kuadran kuadran pengusaha.
  • [00:02:22] Kuadran investor itu semenjak SMP sebetulnya.
  • [00:02:26] Nah dari situ aku berpikir kalau aku terus terusan kerja freelance itu uangnya akan sulit untuk scaling istilahnya loh.
  • [00:02:41] Jadi kalau aku sakit ya gak ada yang bisa bantu ngerjain lagi,
  • [00:02:45] berarti uang berhenti.
  • [00:02:46] Atau misalnya tahu-tahu aku pengen liburan berarti bisnis berhenti kayak gitu.
  • [00:02:53] Makanya dari situ kepikiran aku satu saat mesti punya usaha sendiri,
  • [00:02:59] punya karyawan yang mana juga itu bisa scaling.
  • [00:03:03] Yang bisa memenuhi kebutuhan apa ya kebutuhan gaya hidupku kayak gitu.
  • [00:03:09] Nah waktu itu aku buka usaha sendiri juga sebetulnya gara-gara ada calon klien nih datang.
  • [00:03:22] Dia nanya-nanya ke aku mau bikin website untuk campaign brand ini, brand apa ya aku lupa dulu yang pertama kali terus aku keluarin harga.
  • [00:03:33] Terus dia bilang wah mahal ya kamu? Iya kalau enggak mau ya udah gak apa apa aku bilang gitu.

Radita

  • [00:03:40] Asik, lima puluh juta, Sep.

Asep

  • [00:03:45] Memang dari dulu aku kalau masang harga suka agak tinggi karena kan supaya nggak dianggap murahan juga kalau dia nggak mau ya udah kayak gitu modelnya.
  • [00:03:55] Nah terus hilang tuh orang udah lama nggak ketemu enggak,
  • [00:03:59] enggak ketemu lagi.
  • [00:04:00] Terus tahu-tahu beberapa bulan kemudian dia nongol lagi.
  • [00:04:06] Kamu minat nggak sih buat ini?
  • [00:04:08] Kita join aja,
  • [00:04:10] buka buka agensi. Yang mana.
  • [00:04:13] Padahal waktu itu aku sama orang ini nih namanya Andika itu tuh bukan yang kenal,
  • [00:04:18] kenal banget juga gitu.
  • [00:04:20] Bener-bener cuma kenal di email sebagai calon klien.
  • [00:04:23] Terus habis dia balik lagi karena di referensiin sama temenku,

Radita

  • [00:04:28] Kekuatan orang dalam.

Asep

  • [00:04:32] Hm,
  • [00:04:34] dari situ kita ngobrol-ngobrol,
  • [00:04:35] Ya udah aku ke Jakarta deh.
  • [00:04:36] Kita ngobrol. Waktu itu ke Jakarta ngobrol dan akhirnya aku cuma bilang aku cuman saat itu aku cuma mengerti namanya development cuman tahu teknis.
  • [00:04:48] Tapi aku butuh orang yang punya kemampuan marketing buat menjual yang mana.
  • [00:04:53] Ternyata dia itu memang marketer banget sih.
  • [00:04:57] Nah akhirnya cocok lah kita bikin ini bikin usaha namanya Amazing Milk zaman itu tahun dua ribu dua belas.
  • [00:05:10] Nah waktu bikin si Amazing Milk ini si PT-nya ini kita tuh memulai dengan satu proyek,
  • [00:05:19] jadi kita sebelum bikin PT, kita dapat proyek dulu.
  • [00:05:22] Nah uang dari sisi proyek yang kita dapat pertama kali itu kita jadiin modal buat bikin PT, kayak gitu cerita awalnya.
  • [00:05:32] Nah dari situ lumayan ya berkembang terus terus berkembang.
  • [00:05:39] Dan akhirnya kita memutuskan, eh bentar dulu, awalnya banget kita itu nggak punya karyawan.
  • [00:05:46] Jadi cuman aku sama Andika terus kita juga hiring,
  • [00:05:50] freelancer gitu.
  • [00:05:52] Buat awal awal ngebantuin ngerjain proyek yang lama lama kayaknya susah nih,
  • [00:05:57] handel freelancer.
  • [00:05:58] Kadang mereka juga sibuk dengan proyek lain,
  • [00:06:00] pas kita butuh mereka.
  • [00:06:01] Nggak,
  • [00:06:02] nggak,
  • [00:06:02] nggak available. Ya udah akhirnya dinekatin.
  • [00:06:05] Kita putuskan kita hire karyawan deh yuk.
  • [00:06:10] Karyawan pertama itu yang kita hire web desainer.
  • [00:06:14] Karena waktu itu skill ku kan lebih ke full stack dan aku nggak bisa desain.
  • [00:06:18] Jadi yang kita butuhin pertama kali adalah web desainer dulu.
  • [00:06:23] Nah dari situ berkembang deh dari hire web desainer kita juga hire copywriter kita hire sosial media manajer
  • [00:06:34] sampai ke backend developer lain.
  • [00:06:37] Plus front end dev lain.
  • [00:06:39] Nah dari situ aku udah mulai pelan pelan,
  • [00:06:41] nggak terlalu coding banget.
  • [00:06:44] Dari situ awal mulai masuk ke ranah manajerial gitu Ceritanya dua ribu dua belas sampai dua ribu tiga belas.
  • [00:06:55] Nah si perusahaan pertama ini si Amazing Milk.
  • [00:07:00] Dua ribu tiga belas itu kita tutup, bangkrut, ceritanya. Itu karena ada mismanajemen lah.
  • [00:07:09] Jadi dulu tuh kita ngediriin PT Amazing Milk.
  • [00:07:13] Nggak cuman aku sama Andika, ternyata ada lagi yang orang lain yang juga punya duit invest ke situ.
  • [00:07:23] Simpelnya sih kayak mismanajemen gitu deh.
  • [00:07:25] Mismanajemen duitnya ya buyar,
  • [00:07:28] buyar hilang aja udah.
  • [00:07:31] Nah akhirnya dari situ pas kita buyar,
  • [00:07:35] aku sama Andika memutuskan aja.
  • [00:07:37] Kita lanjut bikin lagi,
  • [00:07:38] bikin lagi aja.
  • [00:07:40] Bidang nya masih sama.
  • [00:07:41] Digital agency,
  • [00:07:43] cuman orang orangnya udah beda nih.
  • [00:07:47] Jadi kita butuh butuh investor waktu itu.
  • [00:07:51] Karena waktu bangkrut itu kita posisinya udah kaya
  • [00:07:55] yang minus minus berapa juta gitu buat bayar karyawan.
  • [00:07:59] Karena juga nggak.
  • [00:08:02] Apa? mau dipecat juga
  • [00:08:03] Nggak mungkin. Karena kita masih mau melanjutkan ini kita kita jadi nyari
  • [00:08:08] Investor adalah orang yang kita yang kita kenal masih satu circle gitu dan percaya. Naruh duitnya enggak banyak itu waktu itu berapa ya,
  • [00:08:20] kayaknya cuma sekitar dua ratusan juta gitu.
  • [00:08:24] Apa tiga ratus juta buat starting lagi.
  • [00:08:28] Nah kita mulai baru namanya PT Froyo Kreatif Indonesia yang sekarang namanya Froyo Story masih jalan sih masih dilanjutkan sama Andika.

Radita

  • [00:08:40] Apa nih, Sep, resepnya nggak kapok-kapok?
  • [00:08:42] Habis bangkrut
  • [00:08:45] Bangkit lagi.
  • [00:08:46] Kenapa sih enggak apa ya memilih kerja sama orang kayaknya lebih damai itu?

Asep

  • [00:08:53] Hm.
  • [00:08:55] Kalau aku sih mungkin karena memang passion-nya ke bisnis dan aku agak sulit buat terikat sama sama orang kerja,
  • [00:09:06] kerja di bawah orang gitu.
  • [00:09:07] Terus mungkin kalau secara skill, skill enjiniring aku nggak yang sejago, mungkin lulusan-lulusan IT dan yang pada kerja di unicorn gitu deh.
  • [00:09:20] Jadi aku ngerasa kayaknya aku lebih mending di manajerial kayak gitu.
  • [00:09:26] Nah shortcut untuk melakukan masuk ke manajerial adalah dengan membuat usaha sendiri.

Radita

  • [00:09:31] Cara cepat jadi C level.

Asep

  • [00:09:32] Iya cara cepat jadi C level bikin usaha sendiri.

musik pengisi

Radita

  • [00:09:43] Jadi tadi udah cerita soal perjalanannya ternyata nggak mulus mulus saja.
  • [00:09:48] Ada periode bangkrutnya terus ini kan sekarang perusahaan jadi mulus,
  • [00:09:55] kenapa ini?
  • [00:09:57] Kenapa nggak dilanjutkan lagi?
  • [00:09:59] Kenapa nggak di agensi lagi?
  • [00:10:00] Kan udah proven.
  • [00:10:02] Terbukti kalau bikin makmur. Sekarang lagi ngerjain apa sih?

Asep

  • [00:10:07] Bener sih kalau dipikir-pikir itu perusahaan memang udah udah establish.
  • [00:10:13] Bahkan kalau kamu melihat perusahaannya yang sekarang itu lebih besar lagi udah jadinya.
  • [00:10:17] Cuman ada satu hal yang apa ya aku dulu itu merasa aku males berlama-lama di industri advertising agensi marketing agency gitu.
  • [00:10:33] Karena aku pengen bikin produk yang bukan cuma sekedar ngerjain,
  • [00:10:39] punya klien,
  • [00:10:40] campaign selesai udah kayak gitu.
  • [00:10:42] Aku pengen bikin perusahaan yang punya produk yang berkelanjutan,
  • [00:10:47] yang produknya dipakai oleh banyak orang kayak gitu.
  • [00:10:51] Makanya waktu itu setelah berjalan dari dua ribu dua belas.
  • [00:10:55] Sampai akhirnya dua ribu tujuh belas aku memutuskan exit dan jual semua sahamku di sana dan bikin usaha baru lagi.
  • [00:11:06] Yang namanya Tanibox kayak gitu.

Radita

  • [00:11:12] Ceritain dikit dong soal usaha yang baru ini Tanibox.

Asep

  • [00:11:20] Aku mulai di dua ribu tujuh belas. Sebetulnya ide idenya Tanibox sendiri itu sudah dari dua ribu lima belas.
  • [00:11:24] Di awalnya udah mulai sempat ngulik-ngulik sama istriku soal agrikultur karena istriku tuh kan suka banget berkebun dan ujung ujungnya aku sebagai software dev juga melihat kayaknya tanaman-tanaman ini tuh bisa mengeluarkan data gitu.
  • [00:11:43] Menarik lah buat dibuat digarap dan akhirnya aku banyak baca-baca soal IoT itu soal precision,
  • [00:11:52] agrikultur yang kayak gitu gitu.
  • [00:11:54] Dan ya akhirnya kita bikin software yang namanya Tania Farm Manajemen Software itu kita open source-kan kan waktu di awal. Alasannya kenapa di-open source-kan kan sebenarnya simpel sih,
  • [00:12:09] karena lebih lebih karena aku nggak tahu ini software mau dijual kayak gimana,
  • [00:12:15] Marketnya siapa.
  • [00:12:17] Jadi karena masih blank banget,
  • [00:12:19] ya udah kita open source-kan aja lah.
  • [00:12:22] Pasti ada orang yang butuh yang yang punya problem yang sama dengan kami di kebun.
  • [00:12:30] Soal pencatatan dan manajemen kebun dan ternyata surprisingly. Pas aku rilis open source itu yang traction nya langsung tinggi.
  • [00:12:43] Dalam seminggu itu aku dapat sekitar lima ratus GitHub Stars plus juga yang email,
  • [00:12:51] email yang nanya nanya soal ini software bisa dicustom nggak ya kayak gitu.
  • [00:12:57] Akhirnya setelah dapat traction kayak gitu kepikiran ini software berarti bisa ada duitnya nih.
  • [00:13:04] Kepikiran yang paling gampang adalah itu kita customization dulu aja.
  • [00:13:09] Itu simpel banget model bisnisnya mirip-mirip bisnis agensi tapi sudah ada basic produknya kan?
  • [00:13:16] Nah dari situlah kita mulai.
  • [00:13:19] Akhirnya di dua ribu tujuh belas kita putuskan untuk ya udah kita jadikan aja badan usaha ini si Tanibox,
  • [00:13:30] Dan terus waktu itu dua ribu tujuh belas enggak.
  • [00:13:33] Sebenarnya sebetulnya dari dua ribu enam belas sampai dua ribu tujuh belas itu aku lagi kayak di posisi yang,
  • [00:13:40] Quarter life crisis gitu mau ngapain lagi ya?
  • [00:13:43] Kayak nggak menemukan tujuan hidupku kok kayaknya tujuan hidupku bukan di marketing agency gitu.
  • [00:13:52] Dan akhirnya ya itu.
  • [00:13:55] Akhirnya aku memutuskan untuk exit dari Froyo dan melanjutkan bikin Tanibox setelah melewati quarter life crisis itu oke lanjutannya.
  • [00:14:05] Aku mau bikin produk ini dijadiin produk aja.
  • [00:14:07] Kayak gitu sih.

Radita

  • [00:14:08] Nah marketnya nih kebanyakan orang Indonesia atau bukan, Sep?

Asep

  • [00:14:15] Waktu awal-awal aku rilis itu ternyata traction kebanyakan dari Eropa sama dari North America.
  • [00:14:25] Nah akhirnya, pokoknya dua ribu tujuh belas tuh sama sekali enggak.
  • [00:14:31] Enggak ada orang Indonesia yang nanya-nanya sih ya mungkin juga karena aku merilis full pakai bahasa Inggris juga ya kemana-mana.
  • [00:14:38] Nah dari situ akhirnya memutuskan untuk marketnya nih kayaknya di Eropa.
  • [00:14:44] Jadi ya udah bikin gimana caranya bikin perusahaan di Eropa aja deh dengan beberapa alasan.

Radita

  • [00:14:51] Jadi itu kenapa punya perusahaan di Estonia ya?

Asep

  • [00:14:59] Awalnya dari situ. Jadi supaya kayak nerima pembayaran kan juga gampang,
  • [00:15:02] nggak usah convert-convert duit lagi semua langsung Euro ke Euro kayak gitu.
  • [00:15:07] Terus juga masalah trust juga kan ya udah kalau sesama perusahaan Eropa kan kayaknya lebih enak ya buat jualan dibanding out of nowhere.
  • [00:15:16] Perusahaan Indonesia terus nawarin kayak software ke Eropa kayak gitu.
  • [00:15:23] Dan plus waktu itu aku juga sudah megang kartu e-residency Estonia,
  • [00:15:30] jadi dua ribu enam belas tuh aku apply e-residency Estonia.
  • [00:15:36] Cuman gara gara ini kayaknya keren terus terus aku apply bayar seratus euro,
  • [00:15:44] Di-approve dapat kartunya terus ya udah enggak diapa-apain nggak dipakai.

Radita

  • [00:15:48] Tapi sekarang kepakai kan?

Asep

  • [00:15:53] Gitu kan kenal Estonia,
  • [00:15:56] Juga dari Dita.
  • [00:15:57] Gara gara kamu cerita soal kuliah di Estonia itu negara mana ya? Gitu ceritanya.

Radita

  • [00:16:10] Sekarang kan jadinya udah ngerasain bikin usaha yang bikin produk, setelah sebelumnya ngerjain yang berhubungan sama jasa.
  • [00:16:22] Lebih enak mana sih dari sisi ngerjainnya dan dari sisi cuannya gimana?

Asep

  • [00:16:28] Sebetulnya kalau dari sisi duit kalau mau cepat ya jasa.
  • [00:16:32] Jasa itu kan simpelnya kamu belum bikin apa-apa.
  • [00:16:36] Kamu cuma tinggal bikin proposal,
  • [00:16:38] terus nawar-nawarin ke orang misalnya deal kamu dapat duit dah sesimpel gitu.
  • [00:16:44] Jadi kamu bisa profit dari hari pertama kayak gitu sih.
  • [00:16:51] Nah sedangkan kalau bikin produk kan,
  • [00:16:53] kamu mesti bikin dulu sesuatu minimal sampai MVP-nyalah prototipe awal banget.
  • [00:16:59] Terus kamu tawar-tawarin ke orang atau kamu pasarkan dan bisa juga kan ujung-ujungnya kamu harus nawarin kayak mungkin free trial,
  • [00:17:07] hal hal yang kayak gitu lah yang mana harus kamu ngemodal dulu.
  • [00:17:12] Dan untuk sampai ke profitnya itu kan butuh waktu beberapa bulan,
  • [00:17:18] mungkin tiga bulan,
  • [00:17:19] mungkin enam bulan.
  • [00:17:20] Atau mungkin ada juga produk yang baru profit setelah setahun kan kayak gitu.
  • [00:17:25] Cuman enaknya kalau dari sisi bikin produk adalah kamu nggak juggling kemana mana atau proyek.
  • [00:17:33] Jadi kamu konstan membangun produk mulai dari versi yang paling awal sampai terus jadi sesuatu yang lebih advance dan kamu juga jadi kayak apa ya punya customer yang loyal gitu loh.
  • [00:17:45] Jadi kamu bisa membangun komunitas bisa dapet semacam apa ya?
  • [00:17:52] Micro famous lah istilahnya kamu terkenal tapi di di komunitas tertentu gitu ya penting karena kalau kamu punya sedikit terkenal di satu komunitas tertentu,
  • [00:18:03] kamu kan bisa juga melakukan upselling apapun kamu influencing sesuatu komunitasmu,
  • [00:18:11] yang mana mereka bisa jadi akan jadi ini akan jadi customer-mu juga gitu,

Radita

  • [00:18:17] Menarik nih serunya di situ ya.
  • [00:18:23] Jadi udah lebih ini ya lebih ketagihan,
  • [00:18:26] bikin produk ya sekarang daripada kerja agensi atau gimana?

Asep

  • [00:18:33] Iya memang jadi kayak lebih ketagihan,
  • [00:18:35] bikin produk sih termasuk sebetulnya sekarang juga lagi.
  • [00:18:40] Karena sekarang produk kan juga, si Tanibox sebetulnya jujur aja agak lagi agak turun ya tahun tahun ini 2020,
  • [00:18:48] karena gara-gara pandemi juga terus apalagi ya yang paling paling paling besar sih gara-gara pandemi jadi banyak.
  • [00:19:00] Ada beberapa kontrak juga yang di-cut kayak gitu,
  • [00:19:03] jadi agak drop.
  • [00:19:05] Makanya sekarang kayak mulai lagi terpikir oke kayaknya buat sementara harus bikin semacam agensi lagi ngerjain proyek orang karena itu lebih lebih gampang lah.
  • [00:19:18] Nah tapi bikin agensinya kayak gimana?
  • [00:19:21] Yang kayak dulu lagi nggak mau aku capek kalau yang bikin yang kayak gitu lagi.
  • [00:19:27] Akhirnya setelah banyak belajar,
  • [00:19:30] baca-baca terus lihat dari para orang-orang lain yang punya bisnis apa punya bisnis?
  • [00:19:36] Ternyata ada nih satu model.
  • [00:19:38] Namanya productized service yang mana itu kamu punya,
  • [00:19:43] punya layanan,
  • [00:19:44] punya jasa jasa biasa,
  • [00:19:46] tapi kamu paket seperti produk.
  • [00:19:48] Jadi misalnya paket dua puluh jam development dan itu kamu jual dengan harga yang flat rate tiap bulan.
  • [00:19:57] Nah itu kan jadinya apa ya kamu punya predictable income,
  • [00:20:05] terus juga ini enggak,
  • [00:20:09] enggak ribet nentuin harga oh satu proyek ini harus berapa?
  • [00:20:13] Satu proyek ini harus berapa nego-nego nggak kayak gitu.
  • [00:20:17] Jadi kan lebih enak kalau kamu punya paket-paket kasih ke calon customer. Mau? Silahkan. Nggak?
  • [00:20:22] Ya udah. Gitu sistemnya.

Radita

  • [00:20:23] Menarik nih, baru denger. Oke.

Asep

  • [00:20:25] Iya itu mungkin kalian bisa ini ya para pendengar tuh bisa googling namanya productized service dan ternyata cukup
  • [00:20:37] banyak kok. Cukup
  • [00:20:38] banyak yang melakukan itu.

Radita

  • [00:20:43] Aku ada pertanyaan lagi nih saya soal tadi kan ceritanya ada transformasi di situ dari orang yang mikirin cuma bagian development doang.
  • [00:20:54] Jadi semakin ke arah manajemen kalau misalnya disuruh, misalnya disuruh ngulang lagi nih jaman kuliah dengan segala pengetahuan ini mending kuliah IT terus belajar manajemen sendiri, atau belajar manajemen terus belajar IT-nya otodidak.
  • [00:21:16] Kan, Asep juga sebenarnya belajar IT-nya otodidak,
  • [00:21:19] Jadi dua-duanya otodidak gitu atau gimana sih?

Asep

  • [00:21:24] Iya.
  • [00:21:25] Jadi sebetulnya kalau, kalau aku sendiri sih kan basic-nya di finance,
  • [00:21:31] kemampuanku cuman di akuntansi sama di pengetahuan resmiku
  • [00:21:35] cuma akutansi sama manajemen keuangan,
  • [00:21:40] sisanya benar-benar otodidak. Mungkin kalau aku akan balik lagi ke zaman memilih kuliah, kayanya aku tetap ngambil akuntansi sih. Berguna ternyata.

Radita

  • [00:21:54] Jadi kalau mau bikin usaha lebih penting ini ya kemampuan membaca jurnal keuangan atau gimana?

Asep

  • [00:22:03] Iya betul kemampuan membaca jurnal keuangan. Oh sama atau mungkin kalau enggak,
  • [00:22:09] aku akan ngambil akuntansi plus psikologi dengan kemampuan kemampuan memanipulasi otak orang supaya aku bisa jualan, atau bisa mendeteksi para penipu.

Radita

  • [00:22:22] Ini kayaknya kebanyakan.
  • [00:22:25] Apa ekspektasi yang mau masuk psikologi mau mencari yang beginian tapi
  • [00:22:32] Ternyata tidak seperti itu.

Asep

  • [00:22:34] Tapi ternyata tidak seperti itu ya kuliahnya.

Radita

  • [00:22:37] Kan dari kemarin-kemarin beberapa episode ngomongin tentang kuliah gitu dari misalnya
  • [00:22:43] Contohnya kayak mas Eko. Loh kok banyak teori. Teorinya ya ini kuliah informatika,
  • [00:22:51] padahal dia pengennya cuma ngoding semua kayak gitu.

Asep

  • [00:22:55] Huh

Radita

  • [00:22:56] Ya, memang ini sih banyak maksudnya kuliah ekspektasi salah itu ya wajar lah.
  • [00:23:04] Wong kita juga nggak benar-benar tahu barang yang dijual itu apa.

Asep

  • [00:23:12] Iya dan sering juga di kuliah kan kita nggak dikasih tahu ini bisa buat apa ke depannya.

Radita

  • [00:23:16] Atau kejauhan. Kita nggak bisa membayangkan,

Asep

  • [00:23:20] Kita nggak bisa membayangkan misalnya lima tahun ke depan ada kebutuhan apa ya.
  • [00:23:24] Kayak waktu aku kuliah 2005,
  • [00:23:26] aku nggak bisa membayangkan ada yang namanya pekerjaan seperti sosial media manajemen gitu.
  • [00:23:33] Itu apaan coba kerjanya ngetwit mulu Facebook-an mulu
  • [00:23:37] kayak gitu gitu kan.
  • [00:23:38] Nggak bisa membayangkan saat itu.

Radita

  • [00:23:40] Ya itu wajar sih menurut aku kayak semuanya bakalan berubah kayak Asep udah cerita.
  • [00:23:48] Dari mulai programmer pada umumnya sampai berubah menjadi pemilik agensi terus berubah lagi jadi pemilik badan usaha yang membuat produk.

musik pengisi

Radita

  • [00:24:04] Apa sih tips dan trik yang mau dibagikan?
  • [00:24:07] Tips-tips aja deh untuk pendengar yang beraspirasi,
  • [00:24:11] mau apa namanya mau buka usaha IT sendiri?
  • [00:24:17] Iya usaha IT sendiri.
  • [00:24:19] Maksudnya buka usaha juga oke,

Asep

  • [00:24:21] Ok spesial pokoknya fokus IT ya,

Radita

  • [00:24:24] bukan bikin gerobak,
  • [00:24:25] terus di depan dia jualan tahu bulat goreng.

Asep

  • [00:24:29] Oke, jadi kalau mau buka usaha yang berhubungan dengan,
  • [00:24:34] kalau menurutku yang pasti harus punya.
  • [00:24:38] Harus ngerti IT. Ngerti ya,
  • [00:24:40] Bukan punya kemampuan coding atau apa.
  • [00:24:43] Seenggaknya kamu paham kalau bikin website, itu urutannya seperti apa,
  • [00:24:48] misalnya kayak gitu. Atau melakukan digital marketing itu seperti apa?
  • [00:24:53] Karena yang namanya buka usaha kan sebetulnya kamu bukan seorang expert juga gitu.
  • [00:24:58] Kamu bisa,
  • [00:24:59] bisa jadi kamu nggak ngerti eksekusinya,
  • [00:25:01] tapi ngerti konsepnya.
  • [00:25:02] Eksekusi bisa hire orang lain.
  • [00:25:04] Nah apalagi kalau jaman sekarang aku ngelihat ada banyak platform-platform untuk melakukan no coding, no code,
  • [00:25:16] atau low code application.
  • [00:25:19] Jadi simpelnya,
  • [00:25:20] kamu bikin produk IT misalnya SaaS,
  • [00:25:22] atau kamu bikin software-software
  • [00:25:27] Apa gitu lah yang yang yang kebayang di kepala kalian.
  • [00:25:30] Tapi tanpa coding sama sekali itu ada banyak sih platformnya sebetulnya.
  • [00:25:35] Jadi tanpa kamu bisa ngoding juga.
  • [00:25:37] Sebenarnya sudah bisa melakukan validasi pasar,
  • [00:25:40] sudah bisa bikin produk jadi prototipe yang bisa dipakai orang kayak gitu.
  • [00:25:48] Nah,
  • [00:25:49] yang kedua,
  • [00:25:50] setelah kamu paham konsep-konsep yang ada di dunia IT,
  • [00:25:54] kamu mesti pastinya harus ngerti bisnis dong. Gimana mengatur keuangan Terus menentukan target market-mu siapa itu hal yang paling penting.
  • [00:26:06] Yang ketiga,
  • [00:26:10] kamu mesti SIAP-SIAP MAKAN MIE INSTAN ATAU RAMEN TIAP HARI di awal-awal.

Radita

  • [00:26:21] Duh, ramen mahal, Sep di Indonesia itu kaya,

Asep

  • [00:26:23] Kalau di Indonesia, Indomie lah Indomie ajalah. Soalnya di awal-awal tuh pasti belum ada pemasukan apa ya apalagi kalau kamu mendirikan usahanya dengan modal pribadi. Modal pribadi kan nggak menurut uang,
  • [00:26:39] bisa juga dengan skillmu yang udah ada tanpa ada injeksi dari investor luar.

Radita

  • [00:26:43] Sama waktu,

Asep

  • [00:26:44] Nah itu sama waktu jadi mau akan sedikit akan banyak berdarah-darah ya sebetulnya di awal dan yang mana itu juga mungkin kamu bisa kerja delapan belas jam sehari,
  • [00:26:56] terus pasti nggak punya duit,
  • [00:26:59] jadi harus makan sehemat mungkin Ya kayak gitu gitu.
  • [00:27:01] Itu sudah sudah biasa,
  • [00:27:02] mental harus harus diasah.

Radita

  • [00:27:05] Kerja rodi tapi tetap gak punya duit.

Asep

  • [00:27:11] kerja rodi buat diri sendiri tapi nggak punya duit, udah kayak gitu.
  • [00:27:13] Terus Ini satu tips lagi sih,
  • [00:27:17] Jangan kebanyakan melihat ke atas alias melihat para unicorn-unicorn itu dapat funding berapa ratus ribu dolar dapat funding berapa juta dolar enggak bikin usaha di IT itu nggak melulu harus ada investor dari luar.
  • [00:27:33] Kamu coba para pendengar,
  • [00:27:34] bisa coba kunjungi forum-forum seperti Indie Hackers,
  • [00:27:37] atau Product Hunt atau micro SaaS
  • [00:27:42] Atau ada juga kemarin aku lihat itu namanya micro startups.
  • [00:27:46] Itu semua produk atau perusahaan IT yang biasanya dibangun oleh satu orang, satu atau dua orang dengan modal sendiri dan jalan.

Radita

  • [00:27:40] Oke, menarik nih, Sep.

Asep

  • [00:27:58] Nah jadi gimana, Dita?
  • [00:27:59] Apakah Dita berminat bikin usaha sendiri?

Radita

  • [00:28:01] Nggak, kayaknya aku suka tipe tipe yang ini suka mengurung diri di lab.
  • [00:28:06] Jadi ini aja bikin paper yang nanti diimplementasikan ke industri.

Asep

  • [00:28:12] Memang setiap orang ada porsinya memang.

Radita

  • [00:28:18] Ini juga realisasi setelah bekerja beberapa lama. Kayaknya aku enggak suka ketemu orang,
  • [00:28:23] oke gitu. Gitu aja kayaknya para pemirsa kita akhiri.
  • [00:28:30] Sesi kita yang ngomongin tentang badan usaha IT ini.
  • [00:28:33] Nggak,
  • [00:28:33] nggak semuanya tentang jadi startup unicorn luar binasa.
  • [00:28:39] Tapi ada masih banyak bentuk-bentuk lainnya ya kayak micro-SaaS terus micro-micro startup gini.
  • [00:28:47] Yang nggak harus ngomongin ngejar funding dari angel investor,
  • [00:28:53] accelerator dan lain sebagainya. Semua tidak seperti di Korean drama.
  • [00:28:59] Ini aku kepikiran ternyata kita lagi ngomongin salah satu topik yang lagi hot.

Asep

  • [00:29:07] Oh iya gara-gara Korean drama StartUp itu ya.

Radita

  • [00:29:16] Maksudnya ya gitu standar ada yang pakai akselerator dan lain sebagainya. Tapi yang yang bootstrap lebih sederhana lagi juga jauh lebih banyak.
  • [00:29:22] Oke,
  • [00:29:24] jadi sejenak gitu aja.
  • [00:29:28] Sampai di sini dulu kita bakal lanjut lagi ngobrol-ngobrol sama berbagai narasumber lainnya.
  • [00:29:36] Kayaknya minggu depan kita cari topik ya kita cari topik-topik lain yang sama,
  • [00:29:43] menariknya.
  • [00:29:43] Dan yang bikin gatel penasaran ini apa sih pengalaman orang lain?
  • [00:29:50] Oke,
  • [00:29:50] sampai disini dulu semuanya kita kita jumpa lagi di episode selanjutnya. Bye.

Asep

  • [00:29:55] Bye.